Pendakian ke-3 BASPAGATAM 2012
(Barisan Penggiat Alam Gagak Hitam)
Ketua pelaksana : Bagas Racka / Bang Jambul/Batak
Pendakian : Ciremai MT,Jawa Barat,Indonesia
Ketinggian : 3078 mdpl
Jadwal Pendakian : 3hari,3malam
Biaya Pendaftaran/orang : Rp 200k
(termasuk logistik,peralatan,ongkos PP,pendaftaran,asuransi dll)
(termasuk logistik,peralatan,ongkos PP,pendaftaran,asuransi dll)
kontak person : Komen pada postingan ini,nanti dijawab..
secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.
Gunung ini memiliki kawah
ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang
beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan
terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.
Jalur pendakian
Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian.
Akan tetapi yang populer dan mudah diakses adalah melalui Desa
Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab.
Majalengka. Satu lagi jalur pendakian yang jarang digunakan ialah
melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di
utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "AKAR" (Anak
Kuningan Alam Rimba) yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi
dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.
Vegetasi
Hutan-hutan
yang masih alami di Gunung Ceremai tinggal lagi di bagian atas. Di
sebelah bawah, terutama di wilayah yang pada masa lalu dikelola sebagai
kawasan hutan produksi Perum Perhutani, hutan-hutan ini telah diubah menjadi hutan pinus (Pinus merkusii), atau semak belukar,
yang terbentuk akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan. Kini,
sebagian besar hutan-hutan di bawah ketinggian … m dpl. dikelola dalam
bentuk wanatani (agroforest) oleh masyarakat setempat.
Sebagaimana lazimnya di pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki
ke atas di Gunung Ciremai ini dijumpai berturut-turut tipe-tipe hutan pegunungan bawah (submontane forest), hutan pegunungan atas (montane forest) dan hutan subalpin (subalpine forest), dan kemudian wilayah-wilayah terbuka tak berpohon di sekitar puncak dan kawah.
Lebih jauh, berdasarkan keadaan iklim mikronya, LIPI (2001)
membedakan lingkungan Ciremai atas dataran tinggi basah dan dataran
tinggi kering. Sebagai contoh, hutan di wilayah Resort Cigugur (jalur
Palutungan, bagian selatan gunung) termasuk beriklim mikro basah, dan di
Resort Setianegara (sebelah utara jalur Linggarjati) beriklim mikro
kering.
Secara umum, jalur-jalur pendakian Palutungan (di bagian selatan
Gunung Ciremai), Apuy (barat), dan Linggarjati (timur) berturut-turut
dari bawah ke atas akan melalui lahan-lahan pemukiman, ladang dan kebun
milik penduduk, hutan tanaman pinus bercampur dengan ladang garapan
dalam wilayah hutan (tumpangsari),
dan terakhir hutan hujan pegunungan. Sedangkan di jalur Padabeunghar
(utara) vegetasi itu ditambah dengan semak belukar yang berasosiasi
dengan padang ilalang. Pada keempat jalur pendakian, hutan hujan
pegunungannya dapat dibedakan lagi atas tiga tipe yaitu hutan pegunungan
bawah, hutan pegunungan atas dan vegetasi subalpin di sekitar kawah.
Kecuali vegetasi subalpin yang diduga telah terganggu oleh kebakaran,
hutan-hutan hujan pegunungan ini kondisinya masih relatif utuh, hijau
dan menampakkan stratifikasi tajuk yang cukup jelas.
Margasatwa
Keanekaragaman satwa di Ceremai cukup tinggi. Penelitian kelompok pecinta alam Lawalata IPB di bulan April 2005 mendapatkan 12 spesies amfibia (kodok dan katak), berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal dan ular, lebih dari 95 spesies burung, dan lebih dari 20 spesies mamalia.
Beberapa jenis satwa itu, di antaranya:
-
- Bangkong bertanduk (Megophrys montana)
- Percil Jawa (Microhyla achatina)
- Kongkang Jangkrik (Rana nicobariensis)
- Kongkang kolam (Rana chalconota)
- Katak-pohon Emas (Philautus aurifasciatus)
-
- Bunglon Hutan (Gonocephalus chamaeleontinus)
- Cecak Batu (Cyrtodactylus sp.)
-
- Elang Hitam (Ictinaetus malayensis)
- Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus)
- Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
- Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila javanica)
- Walet Gunung (Collocalia vulcanorum) [masih perlu dikonfirmasi]
- Takur Bultok (Megalaima lineata)
- Takur Tulung-tumpuk (Megalaima javensis)
- Berencet Kerdil (Pnoepyga pusilla)
- Anis Gunung (Turdus poliochepalus)
- Tesia Jawa (Tesia superciliaris)
- Ceret Gunung (Cettia vulcania)
- Kipasan Ekor-merah (Rhipidura phoenicura)
- Burung-madu Gunung (Aethopyga eximia)
- Burung-madu Jawa (Aethopyga mystacalis)
- Kacamata Gunung (Zosterops montanus)
-
- Trenggiling biasa (Manis javanica)
- Tupai kekes (Tupaia javanica)
- Kukang (Nycticebus coucang)
- Surili Jawa (Presbytis comata)
- Lutung Budeng (Trachypithecus auratus)
- Ajag (Cuon alpinus)
- Teledu Sigung (Mydaus javanensis)
- Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis)
- Macan Tutul (Panthera pardus)
- Kancil (Tragulus javanicus)
- Kijang (Muntiacus muntjak)
- Jelarang Hitam (Ratufa bicolor)
- Landak Jawa (Hystrix javanica)
Untuk Kejelasannya silahkan hubingi admin blogger,atau tinggalkan komentar!thx,salam rimba!\m/
2 komentar:
tanggal berapa bang
tanggal 31 agustus bang,kalo berminat silahkan bergabung:)
Posting Komentar